Tuesday, 26 January 2010

Belajar Bagaimana Mempelajari Sesuatu

Mempelajari bagaimana mempelajari sesuatu, hal yang mungkin kadang kita lupakan. Ini adalah sebuah proses bagaimana agar kita bisa menyerap ilmu dengan maksimal. Terlepas dari seberapa pandai seseorang itu. Saya mungkin bukan termasuk orang yang pandai. Tapi karena saya bisa dibilang cukup rajin. Saya bisa menutupi kekurangan saya dalam hal intelegensi yang sebagian orang ada yang mengatakan sebagai 'keturunan'. Di kelas saya dulu ada seorang anak yang pandai, tapi ia malas dan suka berisik. Tapi saat ujian nilainya yang paling bagus. Saya sangat dongkol. Bagaimana orang seperti ia bisa seperti itu. Alhasil belakangan saya ketahui, kedua orang tuanya adalah dokter yang handal.

Sejak saat itu, saya tidak pernah dongkol lagi dengannya. Saya melampiaskan kedongkolan saya dengan mencari cara bagimana saya bisa belajar dengan baik. Itu adalah pertama kalinya saya berpikir serius tentang cara belajar saya. Awalnya saya membuat semacam jadwal pelajaran yang harus saya ulang seuplang sekolah, dan saya juga menentukan jam-jam tertentu khusus untuk mengerjakan tugas dan PR. Mulanya cara ini berhasil, tapi lama-kelamaan saya jenuh dan bosan. Akhirnya saya tinggalkan jadwal-jadwal itu. Meskipun awalnya cara ini cukup berhasil mendongkrak nilai saya. Ya, dengan menjadi rajin.

Setelah strategi rajin selesai, saya mencoba strategi lain, strategi moody. Jadi saya hanya belajar saat pikiran dan energi saya mendukung. Ini strategi yang umum dipakai siswa pada umumnya. Tapi kalau dipikir saya juga tidak menggunakan strategi ini 100 % karena berlawanan dengan pribadi saya. Kemudian muncul ide untuk belajar bersama. Catatan untuk cara ini adalah berhasil jika ujian sudah dekat.

Saya bukan orang yang rajin membaca, namun jika sudah penasaran akan sesuatu, sesuatu itu menjadi addict yang berbahaya. Hasilnya saya kecanduan komik selama lebuh dari 7 tahun. Alhamdulillah sekarang sudah agak reda. Hal aneh yang sering teman-teman katakan adalah kebiasaan saya meminjam komik begitu banyak saat mau ujian. Kalau diingat-ingat dulu saat teman sekamar seriur belajar, saya asik baca komik. Ck ck ck, benar-benar tidak sopan. Mungkin komik adalah salah satu bentuk pelampiasan saya atas ketegangan otot untuk menghadapi ujian. Saya membaca beberapa komik baru kenudian belajar lagi bab baru. Mungkin bagi saya dulu komik adalah penawar rasa bosan membaca huruf teks yang berjejer rapi. Nilai saya cukup stabil pada level baik dengan cara ini.

Beberapa hal juga pernaah saya coba untuk meningkatkan isi atau volume otak yaitu dengan image training. Sebuah cara yang saya temukan di sebuah komik tentang kedokteran. yaitu menggunakan imajinasi untuk memperlebar daya ingat dan kemampuan abstraksi. Hasilnya nilai saya yang berkaitan dengan geometri atau apapun gambar minimal dapat A- (Kalau tidak salah).